HADITS

Friday, January 30, 2009

Periwayat Hadits Dha'if dan Matruk - A

  1. Abdul Malik bin Muhammad bin Aiman
    Gurunya : Abdullah bin Yaqub. Muridnya : Abu Dawud, Baihaqi.
    Abud Dawud telah berkata bahwa dia adalah perawi dha'if.
    Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Abdul Malik bin Muhammad di antaranya adalah : Hadits tentang mengusap wajah setelah berdoa.

Periwayat Hadits Dha'if dan Matruk - S

  1. Shalih bin Hasan
    Gurunya adalah : Muhammad bin Ka'ab.
    Dia adalah munkarul hadits, seperti yang dikatakan oleh Bukhari dan Nasa'i. Dia tertolak dalam meriwayatkan hadits. Ibnu Hibban berkata : "Dia selalu menggunakan (mendengarkan) penyanyi wanita dan mendengarkan musik, dan dia selalu meriwayatkan riwayat yang kacau yang didasarkannya pada perawi yang terpercaya".

    Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Shalih bin Hasan di antaranya adalah : hadits tentang mengusap tangan setelah berdoa.




Thursday, January 29, 2009

Periwayat Hadits Dha'if dan Matruk - I

  1. Ibnu Luhai'ah (Lahi'ah)
    Berdasarkan buku Taqribut Tahdzib, Ibnu Luhai'ah adalah perawi yang lemah.
    Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Luhai'ah di antaranya adalah : 
    Hadits tentang mengusap kepala setelah berdoa.

  2. Isa bin Maimun
    Dia adalah lemah. Ibnu Hibban berkata : "Dia meriwayatkan beberapa hadits, dan semuanya tertolak". An-Nasa'i berkata : "Dia tidak bisa dipercaya".
    Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Luhai'ah di antaranya adalah : 
    Hadits tentang mengusap kepala setelah berdoa.

Wednesday, January 28, 2009

Periwayat Hadits Dha'if dan Matruk - H

  1. Hammad bin Isa al-Juhani
    At-Tirmidzi berkata : "Dia gharib (menyendiri/tidak dikenal). Dia hanya meriwayatkan beberapa hadits saja, tetapi orang-orang meriwayatkan darinya". Ibnu Ma'in berkata : "Dia adalah syaikh yang baik". Abu Hatim berkata : "Lemah di dalam (meriwayatkan) hadits". Abu Dawud berkata : "Dia lemah dan meriwayatkan hadits-hadits munkar". Hakim dan Naqash berkata : "Dia meriwayatkan hadits-hadits yang tidak kuat dari Ibnu Juraij dan Ja'far ash-Shadiq". Dia juga dinyatakan lemah oleh ad-Daraquthni. Ibnu Hibban mengatakan bahwa dia meriwayatkan sesuatu yang salah melalui jalur Ibnu Juraij dan Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, dan tidaklah boleh menjadikannya sebagai sandaran. Ibnu Makula berkata : "Mereka semua mencap hadits-hadits dia sebagai hadits lemah."
    Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Hammad bin Isa al-Juhani di antaranya adalah : hadits tentang mengusap kepala setelah berdoa.

DAFTAR PUSTAKA

Website :

Hadits Dha'if Tentang Mengusap Tangan Setelah Berdoa

  1. "Nabi SAW, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, tidaklah menurunkannya kecuali Beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke mukanya."

    Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2/244), Ibnu 'Asakir (7/12/2). Dengan sanad : Hammaad bin 'Isa al-Juhani dari Hanzalah bin Abi Sufyaan al-Jamhi dari Salim bin 'Abdullah dari bapaknya dari 'Umar bin al-Khatthab.
    At Tirmidzi berkata: "Hadits ini gharib, kami hanya mendapatkannya dari Hammad bin 'Isa Al Juhani. Dan dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits ini. Dia hanya mempunyai (meriwayatkan) beberapa hadits saja, tapi orang-orang meriwayatkan darinya."
    Bagaimanapun juga hadits ini lemah, berdasarkan pada perkataannya Al Hafidh Ibnu Hajar di dalam At Taqrib, dimana beliau menjelaskan tentang riwayat hidupnya dalam At Tahdzib : Ibnu Ma'in berkata:'Dia adalah Syaikh yang baik', Abu Hatim berkata:'Lemah didalam (meriwayatkan) hadits', Abu Dawud berkata:'Lemah, dia meriwayatkanhadits-hadits munkar'.
    Hakim dan Naqash berkata:'Dia meriwayatkan hadits-hadits yang tidak kuat dari Ibnu Juraij dan Ja'far Ash Shadiq', Dia dinyatakan lemah oleh Ad Daraquthni, Ibnu Hibban mengatakan bahwa dia meriwayatkan sesuatu yang salah melalui jalur Ibnu Juraij dan Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, tidaklah diperbolehkan untuk menjadikannya sebagai sandaran, Ibnu Makula berkata:'mereka semua mencap hadits-hadits dari dia sebagai hadits lemah'.


  2. "Apabila Rasulullah SAW berdoa dan mengangkat kedua tangannya, maka beliau mengusap wajah dengannya."

    Hadits ini Dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1492) dari Ibnu Lahi'ah dari Hafsh bin Hisyam bin 'Utbah bin Abi Waqqash dari Sa'ib bin Yazid dari ayahnya.
    Ini adalah hadits dha'if berdasarkan pada Hafsh bin Hisyam karena dia tidak dikenal (majhul) dan lemahnya Ibnu Lahi'ah (Taqribut Tahdzib).
    Hadits ini tidak bisa dikuatkan oleh dua jalur hadits berdasarkan lemahnya hadits yang pertama.


  3. "Jika kamu berdoa kepada Allah, kemudian angkatlah kedua tanganmu (dengan telapak tangan di atas), dan jangan membalikkannya. Dan jika sudah selesai (berdoa), maka usapkanlah (telapak tangan) pada muka."

    Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1181, 3866), Ibnu Nashr dalam Qiyaamul-Lail (hal. 137),Ath Thabarani dalam Al-Mu'jam al-Kabir (3/98/1) & Hakim (1/536), dari Shalih ibn Hassan dari Muhammad ibn Ka'b dari Ibnu 'Abbas radiallaahu 'anhu (marfu'). 
    Lemahnya hadits ini ada pada Shalih bin Hassan, Sebagai munkarul hadits, seperti dikatakan Al Bukhari dan Nasa'i,Dia tertolak dalam meriwayatkan hadits; Ibnu Hibban berkata:Dia selalu menggunakan (mendengarkan) penyanyi wanita dan mendengarkan musik, dan dia selalu meriwayatkan riwayat yang kacau yang didasarkan pada perawi yang terpercaya; Ibnu Abi Hatim berkata dalam Kitabul 'Ilal (2/351):Aku bertanya pada ayahku (yaitu Abu Hatim al-Razi) tentang hadits ini, kemudian beliau berkata:'Munkar'.
    Hadits dari Shalih bin Hasan ini diriwayatkan juga oleh jalur lain yaitu dari Isa bin Maimun, yaitu yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ka'ab, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Nashr. Tapi hal ini tidaklah merubah lemahnya hadits ini, sebab Isa bin Maimun adalah lemah.
    Ibnu Hibban berkata:Dia meriwayatkan beberapa hadits,dan semuanya tertolak. An Nasa'i berkata:Dia tidak bisa dipercaya.
    Hadits dari Ibnu Abbas ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (1485), dan Bayhaqi (2/212), melalui jalur 'Abdul Malik ibn Muhammad ibn Aiman dari 'Abdullah ibn Ya'qub ibn Ishaq dari seseorang yang meriwayatkan kepadanya dari Muhammad ibn Ka'b, dengan matan sebagai berikut : Mintalah kepada Allah dengan (mengangkat) kedua telapak tanganmu,dan minta pada-Nya dengan membaliknya, dan jika kau selesai, maka usaplah mukamu dengannya.
    Hadits ini sanadnya dha'if. Abdul Malik dinyatakan lemah oleh Abu Dawud. Dalam hadits ini terdapat Syaikhnya Abdullah bin Ya'qub yang tidak disebutkan namanya, dan tidak dikenal - Bisa saja dia adalah Shalih Bin Hassan atau Isa bin Maimun. Keduanya sudah dijelaskan sebelumnya.
    Hadits ini juga diriwayatkan oleh Hakim (4/270) melalui jalur Muhammad ibn Mu'awiyah, yang berkata bahwa Mashadif ibn Ziyad al-Madini memberitahukan padanya bahwa dia mendengar hal ini dari Muhammad ibn Ka'b al-Qurazi. Adz Dzahabi menyatakan bahwa Ibnu Mu'awiyah dinyatakan kadzab oleh Daraquthni, Maka hadits ini adalah maudhu'.
    Abu Dawud berkata tentang hadits ini:hadits ini telah diriwayatkan lebih dari satu jalur melalui Muhammad ibn Ka'b; semuanya tertolak.
    Mengangkat kedua tangan ketika melakukan qunut memang terdapat riwayat dari Rasulullah tentangnya, yaitu ketika beliau berdoa terhadap kaum yang membunuh 15 pembaca Al Qur'an (Riwayat Ahmad (3/137) & AthThabarani Al-Mu'jamus-Shaghir (hal. 111) dari Anas dengan sanad shahih. Serupa dengan yang hadits yang diriwaytakan dari Umar dan yang lainnya ketika melakukan qunut pada sholat Witir.
    Namun mengusap muka sesudah du'a qunut maka tidaklah pernah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, tidak juga dari para shahabatnya, ini adalah bid'ah yang nyata. 
    Sedangkan mengusap muka setelah berdoa diluar sholat berdasarkan pada dua hadits. Dan tidaklah dapat dikatakan benar kedua hadits tersebut bisa menjadi hasan,seperti yang dikatakan oleh Al Manawi, berdasarkan pada lemahnya sanad yang ditemukan pada hadits tersebut.
    Inilah yang menjadikan alasan Imam An Nawawi dalam Al Majmu bahwa hal ini tidak dianjurkan, menambahkan perkataan Ibnu 'Abdus-Salaam yang berkata bahwa hanya orang yang sesat yang melakukan hal ini.
    Bukti bahwa mengusap muka setelah berdo'a tidak penah dicontohkan adalah dikuatkan bahwa terdapat hadits-hadits yang tsabit yang menyatakan diangkatnya tangan untuk berdo'a, tapi tidak ada satupun yang menjelaskan mengsuap muka setelahnya, dengan hal ini, wallahu a'lam, hal ini tidak diterima dan tidak pernah dicontohkan.
    Wallahu a'lam bish shawab.